SAJAK
#1
Hilang
Rasanya...
Ketika membeli sesuatu.
Dengan hasil jeripayah sendiri.
Namun sesuatu itu hilang.
Tanpa berbekas.
Hati terasa dikoyak.
Bak seonggok daging.
Yang dikunyah.
#2
Tanpa arah
Hidup suatu misteri.
Misteri yang abstrak.
Bisa diraba namun tak nampak.
Hidup bagai drama picisan.
Dikemas oleh sang sutradra handal.
Dibumbui oleh duka dan suka cita.
Namun duka lebih dominan.
Sepanjang apapun drama itu ada akhir.
Episode kehidupan terus berjalan.
Mengikuti poros bumi yang berputar.
Bila bumi kehilangan arah.
Tamatlah riwayat seluruh makhluk.
Sepanjang apapun episode itu akan berakhir
Setiap hai akan berakhir selamat tinggal.
Segala hal yang terjadi akan berakhir.
Begitulah hukum alam bersabda.
#3
Hidup sebuah perjuangan.
Siapa yang kuat.
Dialah yang menang.
Bohong hukum rimba tak berlaku.
Berbagai episode kehidupan.
Terus berjalan.
Sesukar apapun kehidupan.
Akan terus berjalan.
Walaupun raga dan jiwa.
Telah hancur.
Namun terus berjalan.
Mengikuti irama.
Irama poros bumi yang berputar.
Hingga tiba saatnya.
Episode itu tamat.
Dan berlanjut ke kehidupan lain.
Kehidupan yang lebih hakiki.
Fase kehidupan fana.
Banyak manusia yang lalai.
Terpadaya dan terperosok.
Ke dalam jurang dosa.
Menyimpang suatu hal yang menggoda.
Ketaatan suatu hal yang rumit.
Berjalan mengikuti kehendak orang.
Biarlah salah yang penting bersama katanya.
Sejatinya walau makhluk sosial.
Kita akan sendiri.
Sendiri dalam kegelapan.
Kegelapan yang kian nyata.
Tergantung dari apa yang di perbuat.
Bila baik terang dan tenang yang di dapat.
Bila sebaliknya kegelapan dan pesakitanlah yang di dapat.
Nasihat bagaikan melodi usang.
Keluar kuping kanan dan kiri.
#4
Sajak lara
Sepi.
Dalam sepi sendiri.
Dalam sendiri merenung.
Dalam merenung berpikir.
Dalam berpikir mengingat.
Mengingat akan suatu hal.
Hal yang membuat hancur.
Kehancuran suatu hal yang telah terjadi.
Hidup diatas puing-puing kehancuran.
Akankah ada setitik harapan.
Walau sekecil apapun.
Atau bahkan sekecil debu.
Debu suatu partikel tak berguna.
Bagai diri yang tak di inginkan.
Lalu apa guna hidup.
Hidup dalam senyap.
Makin hari semakin mencekik.
Bak seutas tali tambang.
Yang siap melenyapkan nyawa seseorang.
#5
Perkataanmu sungguh menyayat.
Tiap untaian kata yang kau lontarkan.
Melenyapkan sercercah harapan.
Karenamu dan penyebab dirimu.
Salah dan untuk apa.
Pergilah kau menyusahkan.
Rasa dan karsa telah lenyap.
Andaikan kubisa pergi.
Menjauh ke ujung dunia.
Atau sekalipun lenyap dari dunia ini.
Dimanfaatkan dan tidak diharapkan.
Derasnya air mata tak terhenti.
Luka yang begitu dalam belum sirna.
Ditempa lagi oleh luka baru.
Hancur semua telah hancur.
Yang tersisa hanyalah puing-puing.
Hidup dalam belas kasihan.
Membandingkan dan membandingkan.
Tak sepertinya yang seperti itu dan ini.
Lalu mengapa kau pertahankan.
Bila sesakit ini mengapa tak kau lenyapkan
Hanguskan diriku bagai abu.
Lalu kau terbangkan abu itu dengan angin.
Agar diriku lenyap bersama rasa pilu ini.
Dan hilang di kegelapan malam.
Pekatnya hati ini tak sirna.
Hitamku hanya aku yang tahu.
Dan sakitku biarlah ku pendam.
#6
Tiap tutur kata bagaikan belati.
Menikam relung hati.
Dan mengoyak harapan.
Tertawa diatas pahitnya hati.
Konflik terus bergejolak.
Terus menyala bak api abadi.
Tak ada lagi kehangatan dan
Ketenangan jiwa.
Tiap kalimat pemantik pertentangan.
Dengan segala tunduhan ditujukan.
Karena dirimu sebab dirimu.
#7
Masalah adalah teman.
Setiap insan yg hidup di dunia.
Tentu memiliki masalah.
Masalah datang silih berganti.
Tanpa mengenal lelah.
Terkadang ia hilang tanpa di duga.
Dan terkadang muncul di kala bahagia.
Pepatah mengatakan.
Tiap masalah ada solusi.
#8
Harapan.
Adakah walau hanya sekecil atom.
Harapan.
Selalu didambakan akan terwujud.
Harapan.
Suatu penghibur lara.
Harapan.
Bak mimpi tak pernah usai.
#9
Mimpi tanpa tujuan dan tepian.
Tersenyum walau hati menjerit.
Air mata tak pernah surut.
Menangis.
Dan menangis lagi.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Berharap suatu keajaiban.
Yang dapat mendatangkan perubahan.
Perubahan dalam hal baik.
Yang dapat mengubah lara menjadi suka cita.
#10
Dunia
Tempat penuh tipu muslihat.
Banyak yg terpedaya.
Tanpa sadar waktu hanya sebentar.
Berbuat dosa tak kenal lelah.
Bak hidup selamanya.
Penyimpangan suatu hal yg keren.
Keteraturan suatu hal yg kuno.
#11
SMA.
Masa paling indah.
Namun hanyalah mitos belaka.
Dimanfaatkan suatu hal biasa.
Tak dianggap selalu.
Datang bila duka.
Pergi bila suka cita.
Tak memberi contek.
Pelit katanya.
Orang rajin dan penurut.
Kolot katanya.
#12
Dalam diam aku membayangkan. bagaimana hari esok dan apa saja yang harus direncanakan.
Dalam diam aku banyak berpikir.
Mengenai banyak hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Dalam diam aku merenung.
Mengenai hari ini bagaimana seharusnya aku bersikap.
Dan bagaimana seharusnya aku memposisikan diri.
Dalam diam aku termenung akan rencana-rencana dan impian yang kuharapkan akan tercapai.
Dalam diam aku terus berdoa akan hari esok yang lebih baik.
Dalam diam aku berbicara dengan diriku sendiri.
By :
NadaSitiSalsabila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar